Senin, 03 November 2014

BIOGRAFI ORANG SUKSES

 BIOGRAFI ORANG SUKSES

Sukses diumur 18 tahun
Kisah Hamzah Izzulhaq, Entrepreneur Sukses Berusia 18 Tahun
Siapa Hamzah Izzulhaq ?? Itulah mungkin pertanyaan yang muncul di benak kita semua saat mendengar nama Hamzah Izzulhaq. Dalam artikel ini saya akan sedikit mengulas tentang Profile Hamzah Izzulhaq.
Pria berumur 19 tahun ini adalah seorang Entrepreneur Muda yang sukses, Pemuda kelahiran Jakarta, 26 April 1993 memang sudah memiliki bakat bisnis sejak masih kecil mulai dari menjual kelereng, gambaran, petasan hingga menjual koran, menjadi tukang parkir serta ojek payung pernah dilakukannya.
Ketika menduduki bangku SMA Hamzah baru mulai serius untuk memulai sebuah bisnis usaha, pada saat itu ia berjualan pulsa dan buku sekolah setiap pergantian semester, ia mendapatkan buku – buku tersebut dari pamannya yang kebetulan bekerja di sebuah toko buku besar. Dari usahanya ini ia berhasil mendapatkan keuntungan bersih mencapai Rp950 ribu/semester.
Uang jerih payah dari hasil penjualan pulsa dan keuntungan buku kemudian ditabungnya. Sebagian dipakai untuk membuka konter pulsa dimana bagian operasional diserahkan kepada teman SMP-nya sementara Hamzah hanya menaruh modal saja. Sayangnya, bisnis itu tak berjalan lancar. Omzet yang didapat sering kali dipakai tanpa sepengetahuan dan seizin Hamzah. Voucher pulsapun juga sering dikonsumsi secara pribadi. Dengan kerugian yang diteriman, Hamzah akhirnya memutuskan untuk menutup usaha yang hanya berjalan selama kurang lebih 3 bulan itu.
Dengan menyimpan rasa kecewa, Hamzah berusaha bangkit. “Saya sangat suka membaca buku-buku pengembangan diri dan bisnis. Terutama buku “Ciputra Way” dan “Quantum Leap”. Sehingga itu yang membuat saya bangkit ketika rugi berbisnis,” jelasnya. Bermodal sisa tabungan di bank, Hamzah mulai berjualan pulsa kembali. Beberapa bulan kemudian, tepatnya ketika ia kelas 2 SMA, Hamzah membeli alat mesin pin. Hal itu nekat dilakoninya karena ia melihat peluang usaha di sekolahnya yang sering mengadakan sejumlah acara seperti pentas seni, OSIS dan lainnya, yang biasanya membutuhkan pin serta stiker. Dari acara-acara di sekolah, ia menerima order yang cukup besar. Tapi lagi-lagi ia harus menerima kenyataan merugi lantaran tak menguasai teknik sehingga banyak produk orderan yang gagal cetak dan mesinnya pun rusak.
Dari kerugian itu, Hamzah merenung dan membaca biografi pengusaha sukses untuk menumbuhkan kembali semangatnya. Tak berapa lama, ia mulai berjualan snack di sekolah seperti roti, piza dan kue-kue. Profit yang terkumpul dari penjualan makanan ringan itu sebesar Rp5 juta. Pada pertengahan kelas 2 SMA, ia menangkap peluang bisnis lagi. Ketika sedang mengikuti seminar dan komunitas bisnis pelajar bertajuk Community of Motivator and Entrepreneur (COME), Hamzah bertemu dengan mitra bisnisnya yang menawari usaha franchise bimbingan belajar (bimbel) bernama Bintang Solusi Mandiri. “Rekan bisnis saya itu juga masih sangat muda, usianya baru 23 tahun. Tapi bimbelnya sudah 44 cabang,”
Hamzah lalu diberi prospektus dan laporan keuangan salah satu cabang bimbel di lokasi Johar Baru, Jakarta Pusat, yang kebetulan ingin di-take over dengan harga jual sebesar Rp175 juta. Dengan hanya memegang modal Rp5 juta, pengusaha muda lulusan SMAN 21 Jakarta Timur ini melobi sang ayah untuk meminjam uang sebagai tambahan modal bisnisnya. “Saya meminjam Rp70 juta dari ayah yang seharusnya uang itu ingin dibelikan mobil. Saya lalu melobi rekan saya untuk membayar Rp75 juta dulu dan sisanya yang Rp100 juta dicicil dari keuntungan tiap semester. Alhamdulillah, permintaan saya dipenuhi,”.
Dari franchise bimbel itu, bisnis Hamzah berkembang pesat. Keuntungan demi keuntungan selalu diputarnya untuk membuat bisnisnya lebih maju lagi. Kini, Hamzah telah memiliki 3 lisensi franchise bimbel dengan jumlah siswa diatas 200 orang tiap semester. Total omzet yang diperolehnya sebesar Rp360 juta/semester dengan nett profit sekitar Rp180 juta/semester. Sukses mengelola bisnis franchise bimbelnya, Hamzah lalu melirik bisnis kerajinan SofaBed di area Tangerang.
Sejak bulan Agustus 2011, bisnis Hamzah telah resmi berbadan hukum dengan nama CV Hamasa Indonesia. Lulusan SMA tahun 2011 ini duduk sebagai direktur utama di perusahaan miliknya yang omzetnya secara keseluruhan mencapai Rp100 juta per bulan.

Ada 5 pesan dari Hamzah kepada para entrepreneur muda yang baru akan memulai suatu usaha yaitu :
Pertama, memperbaiki hubungan dan kualitas komunitas atau lingkungan kita. Lingkungan sangat berpengaruh besar dalam membentuk karakter dan perkembangan jiwa kita. Misalnya, ketika kita melontarkan hasrat untuk terjun ke dunia bisnis, maka tidak menutup kemungkinan banyak yang akan bilang “ah, ngapain sih bisnis? nanti aja” “sok tua loh! nikmati hidup aja dulu!”. Nah, jika kita berteman dengan orang-orang yang berpikiran pesimis seperti, ada kemungkinan kita tidak akan maju. Untuk itu pilihlah lingkungan dan komunitas pergaulan yang tepat.
Kedua, bagi Anda yang ingin memulai bisnis, janganlah memulai dari nol! Maksudnya, kalau istilah tangga, ada tangga 1 sampai 5, maka kita mulailah di tangga yang ke 4 atau ke 5. Misalnya, kita bisa meneruskan suatu usaha yang sudah dirintis oleh orang lain.
Ketiga, Jangan NATO (No Action Talk Only). Ketika kita sudah punya banyak teori, langkah selanjutnya yang paling penting kita lakukan adalah ACTION, bertindak. Lakukan bisnis kita mulai sekarang, tidak ada kata menunda, nanti saja, atau kalau saya sudah besar!
Keempat, perbaiki hubungan kualitas kita dengan orang tua dan Tuhan. Hubungan dengan orang tua harus tetap terjaga dengan baik dengan selalu meminta pendapat dan nasehat tentang berbagai hal. Jangan mentang-mentang sudah sukses, lalu kita lepas dari orang tua kita. Apalagi dengan Tuhan, berdoa dan mohon petunjuk-Nya merupakan hal esensial lainnya yang harus kita jalankan.
Kelima, ingat kepada orang lain. Selalu tanamkan makna “the power of giving”, bersedekah, berbagi dengan orang lain. Kekuatan memberi bukanlah isapan jempol belaka. Semakin banyak Anda memberi, maka akan semakin banyak pula Anda menerima.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar